10 Kisah Pengorbanan Jiwa yang Paling Mengharuka di Dunia

10 Kisah Pengorbanan Jiwa yang paling Mengharukan di Dunia
Perlu untuk diketahui bahwa di dunia ini masih ada kebaikan yang sangat mengagumkan hingga orang bahkan seekor hewan tersebut sekalipun rela menjadi pahlawan yang mengorbankan dirinya sendiri demi menyelamatkan nyawa orang lain bahkan banyak orang.

Tidak percaya? Nah berikut ini ada 10 kisah pengorbanan diri paling mengagumkan dan luar biasa.

1. Arland D. William 
Arland D. William
Memberikan pelampung penyelamat berkali-kali ke orang tidak dikenalnya

Di dalam sebuah badai salju, sebuah pesawat domestik Air Florida Flight 90 mengalami kecelakaan dan terjatuh di sungai beku yang sangat dingin.

Sehingga kejadian ini menyebabkan semua kecuali 6 orang penumpang. 20 menit kemudian, sebuah helikopter tiba untuk menyelamatkan 6 korban kecelakaan ini.

Di antara 6 korban ini ada seseorang yang bernama Arland D. Williams. Mengetahui walaupun dirinya diselamatkan, ia tidak akan dapat bertahan lama karena ketahanannya memang sudah sangat buruk.

Pada saat helikopter melemparkan pelampung penyelamat, ia secara terus menerus memberikan pelampung tersebut ke korban lain yang tidak dikenalnya, hal ini ia lakukan terus menerua hingga pada saat helikopter kembali untuk terakhir kalinya, Arland sudah tidak bernyawa. Ini menunjukkan bahwa pada zaman ini, tetap ada orang yang berani mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan orang yang tidak dikenalnya.

2. Anjing Tidak Bernam 
Anjing Tidak Bernam
Mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan nyawa pemiliknya dengan ditabrak kereta api

Kata-kata "Anjing adalah teman baik manusia" hal ini benar-benar telah dibuktikan oleh seekor anjing yang tidak diketahui namanya.

Ini dilakukan anjing tersebut dengan mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan pemiliknya yang sedang berusaha bunuh diri.

Seorang pria Kazakhstan yang sedang mabuk berusaha bunuh diri dengan tidur di atas rel kereta api, anjingnya yang sanagt setia mengetahui apa yang harus dilakukan. Anjing tersebut menggunakan seluruh kekuatannya, menarik,mendorong dan menjauhkan tuannya dari rel.

Sayangnya, anjing tersebut justru yang berada dalam bahaya dan harus kehilangan nyawanya sebagai akibat tindakan tidak bertanggung jawab tuannya. Pemiliknya-pun selamat sebagai hasil dari aksi anjing ini.

3. Oleg Ivanovich Okhrimenko
Oleg Ivanovich Okhrimenko
Menahan Ledakan Granat dengan Badannya

Oleg Ivanovich Okhrimenko merupakan seorang perwira senior, ia dianugerahi gelar "Pahlawan Federasi Rusia" karena aksi kepahlawanannya yang benar-benar mengagumkan.

Pada suatu hari, Oleg dan timna harus menghadapi kriminal yang dapat disebut 'kriminal gila', dilengkapi dengan pistol dan granat dan seorang sandera wanita.

Pada saat kriminal tersebut berhasil melewati barikade polisi, Tim Pasukan Khusus Rusia langsung coba melucutinya. karena sadar akan bahaya yang datang, kriminal tersebut melempar granat yang ia punya.

Oleg yang menyadari bahaya tersebut langsung lompat ke atas granat tersebut dan menimpa granat itu dengan badannya dan membuat badannya sebagai penahan ledakan. Dengan tindakannya tersebut ia berhasil menyelamatkan anggota timnya, orang-orang sekitar dan juga sandera wanita.

4. Takeshi Miura dan Miki Endo
Takeshi Miura dan Miki Endo
Menyiarkan musibah secara terus menerus hingga ditelan Tsunami

Mungkin beberapa dari Anda pernah mendengar nama ini. Mereka adalah dua pahlawan pada musibah Tsunami di Jepang pada tahun 2011 lalu.

Kedua orang ini adalah pekerja pemerintah terkait penanganan musibah. Pada saat Tsunami mendekati Jepang, kedua orang ini tahu bahwa mereka sebagai orang yang mengetahui dan menangani musibah tersebut harus mengutamakan keamanan publik.

Hingga akhir hayatnya ditelan oleh Tsunami, kedua orang ini terus memberitahukan musibah yang terjadi ke masyarakat menyiarkan berita tersebut secara terus menerus dari pos mereka.

5. Dr. Liviu Librescu
Dr. Liviu Librescu
Menahan 5 tembakan untuk menyelamatkan murid-muridnya
 
Seorang ramaja yang mengalami gangguan mental bernama Seung-Hui Cho tiba-tiba menembak orang-orang di dekat dan sekitarnya.

Seorang professor di Virginia Tech menyadari bahwa remaja ini akan membahayakan semua orang yang ada di kelasnya, yakni murid-muridnya.

Liviu kemudian menutup pintu kelasnya rapat-rapat bahkan dengan menggunakan tubuhnya. Pria 76 tahun ini berhasil menghentikan Cho masuk ke dalam kelas, hanya saja ia harus menerima 5 tembakan ke tubuhnya, 1 pada kepalanya. 

Pada akhirnya, semua kecuali 1 orang di kelasnya berhasil selamat dengan kabur melewati jendela pada saat Liviu menahan remaja gila tersebut di pintu.

6. Muelmar Magallanes
Muelmar Magallanes
Menyelamatkan belasan orang hingga kelelahan dan terbawa arus banjir.
 
Pada tahun 2009 yang lampau, terjadi banjir besar yang menimpa Filipina. Pada saat itu, ada seorang remaja yang berumur 18 tahun, Muelmar Magallanes.

Ia mengambil inisiatif dengan mengikat sebuah tali ke pinggangnya dan menyelamatkan belasan orang hingga akhirnya karena terlalu lelah ia terbawa arus.

Hal ini dimulai dengan ia menyelamatkan keluarganya, tetangganya, dan tetangga-tetangganya lagi. Di akhir penyelamatannya, ia melihat seorang ibu dan anaknya yang terbawa arus, ia langsung masuk lagi ke dalam arus dan menyelamatkan ibu dan anak tersebut hingga akhirnya karena terlalu lelah ia tidak dapat melawan arus dan meninggal terbawa arus.

7. Tiga orang pria melindungi kekasihnya dari penjahat gila sebagai ganti nyawa mereka
Tiga orang pria melindungi kekasihnya dari penjahat gila sebagai ganti nyawa mereka
Daripada melihat aksi hero (pahlawan) di "The Dark Knight Rises", 3 pria menunjukkan aksi kepahlawanannya di dunia nyata.

Sebenarnya kisah ini sangatlah terkenal pada tahun 2012 dengan nama "Aurora Shooting" atau "Aurora Dark Knight Rises Shooting". Nama dari ketiga pria ini adalah Jon Blunk, Matt McQuinn dan Alex Teves.

Ada 3 pasang kekasih yang sedang menonton film "The Dark Knight Rises" di Bioskop Aurora, tiba-tiba seorang pria gila bernama James Holmes menembak di dalam bioskop. ketiga pria dari pasangan-pasangan ini langsung secara naluri melindungi kekasih mereka dengan tubuh mereka sendiri. Hal ini membuat kekasih mereka selamat sebagai ganti nyawa mereka sendiri.

8. Casey Jone 
Casey Jone
Berusaha memperlambat kereta agar semua penumpang dapat selamat

Casey Jones merupakan pahlawan Amerika yang diabadikan namanya dalam banyak musik sebagai ganti aksi kepahlawanannya.

Pada saat ia mengendarai kereta dengan cepat ke arah Mississippi, fireman pada kereta tersebut melihat ada kereta kargo yang macet dan berada di jalur kereta (di kereta jaman dulu, fireman adalah orang yang menjaga api dan mesin uap).

Dengan cepat, Casey langsung memerintahkan fireman-nya untuk lompat keluar dari kereta selagi ia berusaha me-rem kereta tersebut semaksimal yang ia bisa. Yang mengagumkan adalah, Casey dapat memperlambat kereta hingga semua orang di kereta tersebut selamat, kecuali satu orang yaitu Casey sendiri.

9. Lawrence Oates
Lawrence Oates
Mengorbankan diri agar tidak membebani kepulangan timnya

Lawrence Oates merupakan seorang kapten dalam ekspedisi ke Kutub Selatan. Dalam ekspedisi tersebut tiba-tiba kaki Oates mengalami cedera yang akan berujung ke kelumpuhan, hal ini tentunya akan memberikan hambatan tertentu bagi tim.

Oates sendiri terus meminta ke timnya agar ia ditinggalkan, tetapi timnya sama sekali tidak mendengarkan perkataan tersebut.

Hingga akhirnya dengan upayanya sendiri selagi sedang badai salju, Oates menggunakan sepatu boot dan berkata "Saya hanya akan keluar sebentar dan mungkin lain kali," lalu ia berjalan keluar dari tenda dan mengorbankan dirinya sendiri agar tidak menjadi beban bagi timnya dalam perjalanan pulang. 

Sayangnya, cuaca yang buruk juga membunuh anggota timnya. Sampai sekarang tidak ada referensi jelas mengenai kata terakhir dari Oates tersebut.

10. Alfred Vanderbilt
Alfred Vanderbilt
Tidak bisa berenang, namun memberikan pelampung penyelamatnya ke seorang ibu yang membawa anak.

Alfred Vanderbilt merupakan seseorang pria yang sangat kaya dan hidup dalam kemewahan. Di balik kekayaannya tersebut, ia ternyata menyembunyikan hati seorang pahlawan.

Kala itu ia sedang berada di kapal RMS Lusitania, sebuah kapal Jerman menembak torpedo ke kapal tersebut.

Dalam kekacauan tersebut, Vanderbilt langsung membagi-bagikan pelampung penyelamat ke penumpang-penumpang lain dan mengarahkan mereka ke kapal sekoci. Bahkan Vanderbilt yang tidak bisa berenang, melihat seorang ibu yang membawa anaknya, memberikan pelampungnya sendiri ke ibu tersebut.

Uniknya: Vanderbilt seharusnya berada di kapal Titanic, namun ia membatalkannya di menit-menit terakhir. 3 tahun kemudian ia mengalami hal yang kecelakaan serupa ini. Seperti film Final Destination.


Baca Selengkapnya Di: http://www.lihat.co.id/#ixzz35NQrUmRD

Video Jaba Kankava Selamatkan Nyawa Oleg Gusev di Pertandingan Liga Ukraina

Kankava-Gusev
Pertandingan dua tim papan atas Liga Ukraina antara FC Dnipro vs Dynamo Kiev pada 30 Maret kemarin nyaris berakhir memilukan. Kapten Dynamo, Oleg Gusev, mendadak harus meregang nyawa sebelum datang reaksi cepat dari Jaba Kankava yang tak lain adalah pemain Dnipro.
Insiden itu terjadi ketika Dynamo tengah melakukan serangan ke pertahanan Dnipro. Sebuah bola lambung dari lini tengah coba disambut oleh Gusev di depan gawang Dnipro. Namun kiper Dnipro, Denys Boyko, cepat mengamankan bola tersebut.
Dari situlah tragedi yang menimpa Gusev tercipta. Boyko memang terbang tinggi untuk menangkap bola, namun lututnya menabrak leher dari Gusev dengan telak. Gusev pun langsung terkapar.
Untungnya, disaat para pemain lain sudah berkonsentrasi lagi ke bola, Kankava dengan cepat melihat keadaan Gusev. Ia pun langsung bersusah payah membuka mulut Gusev yang tak sadarkan diri dan menarik lidahnya agar tak tertelan dan menutup saluran pernafasan Gusev.
Sontak para pemain lain datang membantu yang disertai dengan tim medis yang juga memberikan pertolongan pertama pada pemain Timnas Ukraina tersebut. Boyko yang merasa bersalah pun hanya bisa menyesal memegangi kepalanya.
Syukurnya, Gusev kemudian berhasil diselamatkan dan tersadar untuk segera dibawa ke rumah sakit. Para pemain Dynamo pun mengucapkan rasa terima kasih pada Kankava atas reaksi cepat yang ia berikan untuk menolong Gusev.
Publik mungkin belum lupa dengan tragedi Antonio Puerta, bek Sevilla di Liga Spanyol. Beberapa tahun lalu, Puerta sempat kolaps di lapangan dan lidahnya hampir tertelan sebelum ditolong oleh para pemain dan staf medis. Namun pada akhirnya, Puerta harus menghembuskan nafas terakhirnya.
Berikut adalah video aksi penyelamatan yang dilakukan Kankava pada Gusev:

http://sidomi.com/277629/video-jaba-kankava-selamatkan-nyawa-oleg-gusev-di-pertandingan-liga-ukraina/

Misteri Insiden Dyatlov Pass yang Belum Pernah Terpecahkan

55 tahun yang lalu di bulan februari, bagian utara Ural menjadi tuan rumah bagi salah satu misteri yang belum terpecahkan hingga saat ini.
Foto terakhir yang diketahui dari para pendaki


Misteri tersebut adalah apa yang dikenal oleh masyarakat luas sebagai Insiden Dyatlov Pass, yang biasanya hanya dijelaskan: Dari sepuluh pe-ski yang melakukan pendakian (selanjutnya disebut pendaki), sembilan tewas di tengah perjalanan yang sulit dan dalam kondisi yang mencapai -30 derajat Celcius.

Tapi rincian peristiwa tersebut, yang sebagian besar didasarkan pada buku harian mereka yang terlibat mencari para korban serta catatan dari para peneliti Soviet, sungguh-sungguh mengerikan.

Pada malam tanggal 2 Februari 1959, para pendaki ini tampaknya merobek tenda mereka dari dalam, dan bergerak ke area pepohonan tanpa mengenakan apa-apa kecuali apa yang mereka kenakan saat mereka berangkat tidur.

Tiga minggu kemudian, lima mayat ditemukan oleh tim pencari, ratusan meter menuruni lereng dari kamp di mana para korban bermalam. Butuh waktu dua bulan lagi bagi para pencari ​​untuk menemukan empat mayat lainnya, yang anehnya, sebagian dari mereka memakai pakaian milik teman mereka yang mayatnya telah ditemukan sebelumnya.

Setelah diselidiki lebih lanjut, pakaian tersebut terkena radiasi tingkat tinggi. Disamping trauma internal yang berat, termasuk tengkorak retak dan patah tulang rusuk, yang diderita oleh beberapa anggota pendaki itu, penyelidik Rusia (sovyet saat itu) melaporkan bahwa mereka tidak bisa menemukan bukti tindak pidana dan dengan cepat menutup kasus ini.

Kelompok pendaki ini terdiri dari mahasiswa dan alumni dari Ural State Technical University, yang semuanya berpengalaman dalam ekspedisi ke pedalaman.

Ekspedisi yang dipimpin oleh Igor Dyatlov (23 tahun) ini, dimaksudkan untuk mengeksplorasi lereng gunung Otorten di bagian utara dari pegunungan Ural, dan mereka berangkat pada tanggal 28 Januari 1959.

Yury Yudin (satu-satunya anggota ekspedisi yang selamat) jatuh sakit sebelum mereka berhasil sepenuhnya masuk ke pedalaman, dan tetap tinggal di desa yang paling akhir mereka lalui.

Sembilan lainnya melanjutkan perjalanan mereka dengan berjalan kaki dan sesuai dengan foto-foto yang ditemukan oleh tim pencari, kelompok Dyatlov ini mendirikan tenda di sore hari tanggal 2 Februari di lereng gunung Ortoten.

Yuri Yudin, tengah, dipeluk oleh Lyudmila Dubinina saat ia bersiap untuk meninggalkan Yuri karena sakit dan justru hal ini yang menyelamatkan Yuri dari kematian.

Gunung ini dikenal masyarakat lokal, suku Mansi, sebagai Kholat Syakhl, yang sebenarnya memiliki arti "Gunung kematian".

Keputusan para pendaki untuk berkemah di lereng gunung dianggap tidak masuk akal. Kelompok ini dilaporkan hanya sekitar satu mil dari pepohonan, di mana mereka bisa menemukan setidaknya sedikit perlindungan dalam kondisi dibawah nol derajat celcius.

Mereka tampaknya tidak ingin membuang waktu, dan mendirikan tenda di lereng gunung daripada di dalam hutan yang berada lebih dibawah.

"Dyatlov mungkin tidak ingin kehilangan waktu mereka yang terbatas, atau ia memutuskan untuk berlatih berkemah di lereng gunung", kata Yudin kepada St Petersburg Times pada tahun 2008.
Para pendaki mendirikan tenda pada 2 Februari 1959 dalam foto 
yang diambil dari satu rol film yang ditemukan oleh penyidik.

Pendirian tenda tersebut adalah pendirian tenda terakhir mereka. Dyatlov sebelumnya mengatakan bahwa tim nya direncanakan akan kembali pada tanggal 12 Februari tahun itu, tetapi juga mengatakan bahwa tim nya mungkin memakan waktu lebih lama dari yang direncanakan.

Setelah dirasa cukup lama tidak ada kabar berita dari tim tersebut maka sekitar tanggal 20 Februari tim pencari pun dikirim untuk mencari mereka dan pada tanggal 26 Februari, bekas tenda mereka ditemukan oleh tim relawan pencarian dan penyelamatan (tim SAR), masih dipenuhi dengan semua pakaian, seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup selama sisa perjalanan.
Tenda para pendaki setelah tim penyelamat menemukannya pada tanggal 26 Februari 1959. 
Ditemukan telah dibuka paksa dari dalam.


Ketika penyelidik resmi tiba, mereka mencatat bahwa tenda telah dirobek dari dalam, dan menemukan jejak-jejak kaki dari delapan atau sembilan orang meninggalkan tenda yang mengarah ke lereng bawah ke arah pepohonan.

Menurut penyelidik, sepatu dan peralatan para pendaki tertinggal, dan jejak kaki mereka mengisaratkan beberapa orang bertelanjang kaki atau tidak memakai apa-apa kecuali kaus kaki.

Dengan kata lain, mereka semua tergesa-gesa keluar dari tenda mereka dan berlari melalui salju yang sedalam lutut. Anehnya tidak ada bukti orang lain atau rencana jahat diantara para pendaki.

Dua mayat pertama ditemukan di pepohonan, di bawah pohon pinus besar. Ingat bahwa pepohonan ini sekitar satu mil jauhnya dari tenda mereka. Penyelidik menulis bahwa jejak kaki menghilang sekitar sepertiga jalan menuju ke tempat dua mayat ini, meskipun hal ini bisa saja karena cuaca dalam tiga minggu yang dibutuhkan untuk penyidik ​​tiba.

Dua mayat ini hanya mengenakan pakaian dalam mereka, dan keduanya bertelanjang kaki. Menurut laporan, cabang-cabang yang patah di pohon tersebut, menunjukkan ada orang yang mencoba untuk memanjatnya. Sisa-sisa api tergeletak di dekatnya.

Tiga mayat lagi, yang salah satunya adalah Dyatlov, ditemukan tercecer di tempat-tempat antara tenda dan pohon pinus besar tersebut, dan terbaring seolah-olah mereka ingin kembali ke tenda.

Salah satunya, Rustem Slobodin, tengkoraknya retak, meskipun dokter menyatakan itu non-fatal, dan investigasi kriminal ditutup setelah dokter memutuskan kelimanya meninggal karena hipotermia.

Dua bulan berlalu sampai empat mayat yang tersisa ditemukan terkubur di bawah salju setebal 4 meter di sebuah liang beberapa ratus kaki di bawah lereng dekat pohon pinus besar tersebut diatas.

Dibandingkan lima mayat yang telah ditemukan sebelumnya, kondisi empat mayat ini lebih mengerikan. Keempatnya mengalami kematian traumatis, meskipun tidak ada penampilan trauma luar atau luka luar.

Pertama, Nicolas Thibeaux dan Brignollel tengkoraknya retak. Alexander Zolotariov dan Ludmila Dubinina ditemukan dengan lidah dan mata mereka hilang serta tulang rusuk mereka hancur.

Ada kemungkinan bahwa empat orang ini mencari bantuan dan kemudian mereka jatuh ke liang. Tapi itu tidak menjelaskan lidah dana mata Dubinina dan Zolotariov yang hilang. Beberapa orang pada saat itu berpendapat para pendaki ini telah diserang oleh suku Mansi, namun laporan koroner pada saat itu menyatakan bahwa untuk membuat trauma seperti yang ditemukan pada korban, dibutuhkan kekuatan lebih besar dari kekuatan manusia, terutama mengingat tidak ada trauma luar yang menyertainya.

"Itu sama dengan efek dari kecelakaan mobil", kata Boris Vozrozhdenny, salah satu dokter pada kasus ini, menurut dokumen yang dibuka kembali oleh Times.

Dan anehnya lagi, empat mayat yang ditemukan terakhir ini memakai pakaian/peralatan lebih lengkap daripada lima mayat yang ditemukan sebelumnya. Jadi tampaknya mereka telah mengambil pakaian dari teman mereka yang mungkin telah mati lebih dahulu dari mereka, dan kemudian melanjutkan perjalanan tanpa tujuan.

Zolotariov, misalnya, ditemukan mengenakan mantel dan topi Dubinina, sedangkan Dubinina sendiri kakinya dililit potongan celana wol dari yang dipakai temannya yang mayatnya ditemukan di pohon pinus. Dan anehnya, pakaian-pakaian yang dikenakan oleh keempat orang ini mengandung radioaktif.

Radioaktivitas yang ditemukan pada pakaian memang sulit untuk dijelaskan, tapi selebihnya, kasus ini dapat dijelaskan dengan penjelasan yang lebih masuk akal daripada penjelasan yang melibatkan alien atau percobaan nuklir pada orang yang sering dikaitkan pada peristiwa ini.

Penjelasan yang paling mungkin adalah longsoran salju atauavalanchemenimpa tenda mereka dan mengubur mereka dalam longsoran salju. Ini akan menjelaskan mengapa tenda dirobek dari dalam dan sangat mungkin beberapa pendaki mendapat trauma akibat longsoran.

Dan kemungkinan para pendaki terkubur lumayan lama sebelum mereka berhasil keluar sendiri dan itulah yang mungkin menyebabkan beberapa dari mereka mengalami hipotermia, dan mungkin delirium.

Hipotermia yang mereka alami inilah yang mungkin menyebabkan mengapa lima mayat dari mereka berada di berbagai tempat antara tenda dan pohon pinus besar. Pertanyaannya adalah: Mengapa 4 orang lainnya tidak kembali ke tenda untuk mengambil peralatan yang diperlukan?

Sekali lagi, tanpa memperhitungkan adanya radioaktivitas yang ditemukan, skenario diatas adalah yang paling masuk akal.

Namun radioaktivitas yang ditemukan benar-benar aneh, seperti penyelidikan itu sendiri. Dokumen yang berkaitan dengan kasus itu disegel setelah kasus tersebut ditutup (dinyatakan selesai), dan tidak pernah dibuka sampai sekitar tahun 1990-an.

Penyebab insiden tersebut masih spekulatif, dan wawancara terhadap peneliti utama insiden itu, Lev Ivanov, pada waktu dokumen yang disegel dibuka kembali, malah memperlihatkan betapa aneh dan misteriusnya kasus ini.

Ivanov adalah orang yang pertama kali menemukan bahwa tubuh dan pakaian yang ditemukan mengandung radioaktif, dan mengatakan bahwa Geiger counter (detektor radiasi) yang dibawanya berbunyi menggila di lokasi sekitar perkemahan.

Dia juga mengatakan bahwa para pejabat Soviet mengatakan kepadanya pada waktu itu untuk menutup kasus tersebut, meskipun ada laporan bahwa "bola terbang terang" telah dilaporkan di daerah tersebut pada bulan Februari dan Maret tahun 1959.

"Saya menduga pada saat itu dan saya hampir yakin sekarang bahwa bola terbang terang tersebut memiliki koneksi langsung terhadap kematian para pendaki itu", kata Ivanov kepada koran Kazakh Leninsky dalam sebuah wawancara.

Kelompok siswa lain yang berkemah sekitar 30 mil dari kelompok pendaki, melaporkan penampakan serupa di waktu itu. Dalam kesaksian tertulis, salah seorang siswa mengatakan bahwa ia melihat "Obyek melingkar bersinar, terbang di atas desa dari barat daya ke timur laut. Cakram bersinar itu terlihat seukuran bulan purnama, bercahaya putih kebiruan dikelilingi oleh lingkaran cahaya biru. Lingkaran cahaya biru tersebut berkelebat seperti kilatan petir. Ketika obyek tersebut menghilang di balik cakrawala, langit menyala terang di tempat itu selama beberapa menit".

Teori yang paling terkemuka, mengingat kerahasiaan kasus, radioaktivitas, dan penampilan beberapa mayat yang dilaporkan terlihat "sangat kecokelatan" oleh seorang anak muda yang menghadiri beberapa pemakaman mereka, adalah bahwa kelompok pendaki itu entah bagaimana menjadi ajang pengujian teknologi militer Soviet. Tapi, teori ini tetap tidak dapat menjelaskan apa yang menyebabkan trauma pada beberapa pendaki.

Ada kemungkinan bahwa salah satu anggota melihat beberapa cahaya yang menakutkan di langit dan semua orang panik, kemudian lari, tapi tidak pernah ada bukti ledakan di daerah tersebut, yang mengesampingkan semacam uji coba nuklir atau sesuatu yang sejenis.

Tapi meskipun demikian, itu tidak menjelaskan patah tulang dan tengkorak retak. Beberapa trauma memang dapat dijelaskan oleh jatuh ke dalam liang, tapi ingat, Slobodin tengkoraknya retak dan ditemukan terbaring menghadap kembali ke tenda.

Fakta bahwa sisa-sisa api ditemukan, menunjukkan bahwa beberapa pendaki masih memiliki kontrol terhadap emosi mental mereka, dan psikosis memang bukanlah efek dari paparan radiasi, tapi itu tidak menjelaskan mengapa para pendaki tersebut berjalan tanpa membawa peralatan apapun dari tenda mereka.

Skenario yang lebih sederhana dan mungkin terbaik adalah: Para pendaki terkubur di longsoran salju, dan dalam keadaan hipotermia delirium, bergegas pergi mencari bantuan. Longsoran salju yang sangat kuat, kemungkinan bisa mengakibatkan jenis trauma yang beberapa dari pendaki tersebut alami.

Namun, kurangnya kejelasan dari penyelidikan awal karena begitu cepatnya kasus ini ditutup, telah membuat insiden ini sebagai target favorit dari teori konspirasi dan pemburu alien. Dan memang insiden ini cukup aneh dan misterius.

http://www.apakabardunia.com/2014/06/misteri-insiden-dyatlov-pass-yang-belum.html