Ibu Terkejam Dan Paling Sadis Di Dunia

Diane Downs Membunuh Demi Kekasih
 

Pada tahun 1984, Diane Downs harus mengucapkan selamat tinggal pada kehidupan bebasnya sampai hayatnya berakhir kelak. Hal ini dikarenakan Diane mendapat vonis hukuman penjara seumur hidup setelah pada musim panas 198 dirinya menembak ketiga anaknya yakni Christie (8), Stephen (3) dan Cheryl (7). Atas ulahnya itu Chery langsung tewas sementara Stephen lumpuh dan Christie mengidap stroke.

Diane sendiri mengaburkan aksinya dengan tindak penjarahan mobil bahkan menembak tangannya sendiri. Namun akhirnya terungkap bahwa Diane sudah melakukan keterangan palsu. Ternyata hal itu dilakukan Diane lantaran sang kekasih enggan mencintai ketiga anaknya. Benar-benar tak masuk akal.

Susan Dianne Eubanks Membunuh Anak Karena Balas Dendam
 

Sahabat anehdidunia.com pada tanggal 26 Oktober 1997, Susan Dianne Eubanks melakukan sebuah aksi yang mungkin tak bisa dibayangkan. Bayangkan saja, malam itu Susan membunuh keempat anak kandungnya. Susan membunuh Brandon (14), Austin (7), Brigham (6) dan Matthew (4) di rumahnya sendiri, California. Lima hari usai melakukan aksinya, Susan langsung divonis hukuman mati.

Dalam persidangan, Susan mengakui melakukan aksi itu karena kebencian mendalam pada sang mantan suami. Mengaku cinta kepada keempat buah hatinya, Susan justru berpendapat jika anak-anaknya itu lebih baik mati saja. Sungguh, benar-benar Gila!

Andrea Yates Mengaku Dirasuki Setan


20 Juni 2001 publik dunia dikejutkan dengan aksi pembunuhan yang dilakukan oleh Andrea Yates. Tak main-main, Yates membunuh keempat anaknya yakni Noah (7), Paul (3), Luke (2) dan Mary (6 bulan). Yates membunuh keempat anaknya yang tak berdosa itu dengan cara ditenggelamkan di kamar mandi.

Saat persidangan berlangsung, Yates mengaku mendengarkan bisikan setan. Di mana setan itu hendak mengajak keempat anak-anak Yates ke neraka. Tak mau, Yates langsung membunuh keempat anaknya agar selamat dari neraka. Atas aksinya itu, Yates sempat dipenjara tetapi kini dia kini dirawat di rumah sakit jiwa karena gangguan mental.

Kenisha Berry Bunuh Bayi dan Diulangi


Nama Kenisha Berry mendadak dibicarakan banyak orang pada musim panas 2003 silam. Apakah karena dia mencetak sebuah prestasi? Tepatnya mungkin adalah sebuah prestasi kejahatan. Bayangkan saja, Berry yang kala itu berusia 25 tahun melakukan salah satu aksi kejahatan tersadis dalam satu dekade terakhir. Semua dimulai saat penemuan mayat bayi baru lahir yang tewas karena kedinginan dan digigit ratusan semut api.

Terungkap bahwa tersangkanya adalah Berry. Namun dalam penyelidikannya, ditemukan fakta mencengangkan bahwa Berry pernah melakukan aksi yang sama lima tahun silam. Saat itu 29 November 1998, Berry melakban tubuh dan mulut anaknya yang masih berusia empat hari. Bayi itu lalu ditaruh di kantong plastik hitam dan mayatnya ditinggal di tempat sampah. Berry didakwa hukuman mati yang kemudian jadi hukuman seumur hidup.

Lianne Smith Punya Pacar Pedofil


Lianne Smith mungkin adalah bukti bahwa seorang manusia bisa bertindak gila dan tak masuk akal karena ketakutan. Bahkan ketakutan itu bisa memicu tindakan gila seperti pembunuhan. Bayangkan saja, ibu asal Inggris ini membunuh kedua anaknya yakni Rebecca (5) dan Daniel (11 bulan) dengan cara mencekik pada 17 Mei 2010 di hotel Miramar yang terletak di Spanyol sana.

Lianne mengaku kejadian ini dipicu karena pacarnya, Martin Smith ditangkap usai melakukan aksi seksual pada anak. Lianne sendiri rupanya tahu bahwa sang kekasihnya itu pedofil dan malah membiarkannya. Beralasan enggan anak-anaknya dibawa ke panti sosial, Lianne malah langsung membunuh Rebecca dan Daniel. Masuk akal nggak sih alasannya?
Kekejaman dan tindakan sadis yang dilakukan ibu ibu terhadap darah daging mereka sendiri ini sangat tidak baik. Mohon sahabat anehdidunia.com mencintai dan menyayangi anak anda dan menyayangi sesama. Mari ciptakan perdamaian dunia dimulai dari mencintai keluarga kecil kita. 
 
 http://www.anehdidunia.com/2015/02/ibu-terkejam-dan-paling-sadis-di-dunia.html

Kasus Sadis Terungkap Setelah Puluhan Tahun

Jessica Lynn Keen Terungkap Setelah 18 Tahun


Jessica Keen bisa dikatakan masa kecilnya kurang bahagia dimana pada tahun 1991, dia tinggal di rumah penampungan untuk para remaja yang mempunyai masalah dan homeless di Columbus, dan dia diketahui berjuang untuk dapat bersekolah. Pada tanggal 15 Maret, dia sedang menunggu bus di sebuah halte bus ketika ia diculik dan dibawa ke kuburan di dekatnya. Penculiknya memukulinya dengan 30 kilogram batu nisan . Tubuhnya ditemukan dua hari kemudian sudah tidak bernyawa.

Kasus ini menjadi beku sampai negara mengesahkan undang-undang 18 tahun kemudian dan memaksa semua penjahat yang dihukum karena kejahatan kekerasan untuk menyerahkan sampel DNA ke database negara. Seorang tawanan Marvin Lee Smith yang dipenjara karena melakukan dua kekerasan di daerah Columbus, memberikan sampel yang cocok bukti dari TKP, dan polisi menangkap dan menindak lanjuti perbuatannya.

Pada tanggal 27 Februari 2009, Smith mengaku bersalah atas kejahatan dan menerima hukuman 30 tahun untuk melanjutkan hidupnya di penjara federal.

Cynthia Epps Terbongkar Setelah 20 Tahun


Pada Juni 1994, Buffalo man James Fountain melaporkan bahwa ia telah menemukan sisa-sisa dari tubuh Cynthia Epps 29 tahun yang dimasukkan ke sisi meja di garasi rumahnya. Dia mengatakan bahwa dia tidak tahu bagaimana mayat tersebut sudah ada di sana, dan ia bekerja sama sepenuhnya dengan polisi. Sebuah penyelidikan mengungkapkan bahwa Epps sempat melakukan hubungan seks sebelum ditikam sampai mati. Tubuhnya telah dimutilasi dalam upaya untuk menghilangkan bukti dan jejak.

Pada tahun 2010, Detektif Charles Aronica dan Lissa Redmond dari Departemen Kepolisian Buffalo membuka kembali penyelidikan dan menginvestigasi Fountain lebih detail hingga ke masa lalunya yang sekarang fountain berusia 50 tahun. Pada saat ini, ia memiliki banyak melakukan perkosaan dan keinginan untuk membunuh. Dia bahkan telah menghabiskan waktunya di Central New York Psychiatric Center. Polisi membandingkan DNA untuk bukti yang diambil dari kejadian pemerkosaan 1994 pembunuhan. Dan ternyata itu semua cocok.

Fountain mengaku bersalah ketika dihadapkan dengan hasil dan bukti lalu dijatuhi hukuman pada tanggal 1 Juli 2013-23 tahun penjara yang bis jadi penjara seumur hidup baginya.

Amy Weidner Terkuak Setelah 23 Tahun


Sgt. Bill Carter adalah veteran 14 tahun dari IMPD’s Nuisance and Abatement Unit tahun 2012, dan tidak pernah berhadapan dengan kasus pembunuhan dalam karirnya. Semua itu berubah ketika dihadapkan kasus yang mengendap yang tidak terungkap pada tahun 1989 yang mengusik minatnya.

Amy Weidner, 16, telah ditemukan dipukuli, diperkosa, dan dicekik di rumahnya diIndianapolis. Dia sempat menjaga anak di rumah adiknya yang sakit pada malam sebelumnya. Rumah tersebut juga telah dirampok, dengan stereo kakaknya John-Paul hilang.

Dengan tidak arah awal pencarian dan hanya berbekal bloody palm print  (hampir tidak berguna di era 80-an berteknologi rendah), kasus yang sudah berdebu yang dikumpulkan selama lebih dari dua dekade, Carter menjadi terlibat ketika seorang rekan memintanya untuk membantu menavigasi  korban pembunuhan di halaman Facebooknya. Sahabat anehdidunia.com setelah ia berbicara kepada keluarga korban dan melihat bahwa mereka semua telah kehilangan harapan, ia memutuskan untuk mengungkap kebenaran di balik pembunuhan brutal tersebut.

Seorang pria yang akrab dengan keluarga korban memberi Carter daftar nama-nama orang-orang yang harus diajak bicara untuk di korwk informasinya. Salah satunya adalah Rodney Denk, teman John-Paul Weidner, 18 tahun pada saat pembunuhan terjadi. Carter memperoleh sidik jarinya pada hari berikutnya setelah Denk gagal muncul untuk bertemu. Sidik jarinya sama persis dengan sidik jari yang ditemukan di kejadian pembunuhan berlangsung.

Denk dilacak ke rumah temannya yang berada di sisi timur Indianapolis. Mengetahui teka tekinya terendus, dia memotong pergelangan tangannya sendiri. Usaha bunuh dirinya gagal, dan Denk dijatuhi hukuman 65 tahun untuk kejahatannya.

Martha Jean Lambert Terbongkar Setelah 25 Tahun


Pada tanggal 27 November 1985,  Martha Jean Lambert umur 12 tahun hilang dekat rumahnya di St Augustine, Florida. Si rambut pirang kelas tujuh itu tidak pernah terlihat lagi. Dengan tidak adanya tubuh, bukti kuat, atau tersangka yang layak, Departemen County Sheriff St John menutup kasus tanpa info tentang hilangnya anak kecil itu.

Kasus ini diselimuti misteri selama 25 tahun berikutnya, sampai detektif Sean M. Tice dan Howard "Loncat" Cole III mengambil satu gerakan terakhir. Setelah mondar mandir dan berbicara pada kerabat dan saudara martha di lingkungannya, para detektif tersebut mengenvistigasi lebih dekat pada David yaitu saudara gadis hilang tersebut, yang dua tahun lebih tua dari korban. Detektif Tice terampil membongkar informasi dari David Lambert yang sekarang berusia tiga puluhan, dengan menggunakan gambar gadis muda yang dipajang di meja ruang wawancara sebagai umpan. Setelah sekitar 20 jam interogasi, kebenaran mengejutkan terungkap.

Pada malam yang naas pada tahun 1985, Martha dan kakaknya pergi  bermain di puing-puing Sekolah Florida Memorial College, yang telah ditinggalkan selama bertahun-tahun, seperti yang mereka sering lakukan. David telah memberikan Martha uang sebelumnya untuk pergi ke toko, dan ketika ia meminta uang lagi, dan david menolak, lalu martha memukulnya. Karena marah, David mendorong adiknya hingga dia jatuh ke belakang tepat menghantam logam runcing yang menusuk tengkorak gadis muda tersebut. Karena panik, ia mengubur tubuh adiknya dalam kuburan dangkal dan terus merahasiakannya selama lebih dari dua dekade.

Mengingat undang-undang pembatasan dan faktor yang meringankan lainnya, polisi memutuskan untuk tidak menahan David Lambert. Tetapi jasad Martha tidak pernah ditemukan karena konstruksi  daerah yang berubah, jadi kita tidak akan pernah tahu apakah cerita David sepenuhnya benar atau tidak.

Minnie dan Edward Maurin Terkuak Setelah 27 Tahun


Natal adalah waktu berkumpul dengan saudara dan teman, berbagi, dan sukacita. Ini merupakan kasus disebuah kota kecil Chehalis, Washington pada malam Natal 1985. Enam hari sebelumnya, Edward Maurin dan istrinya Minnie telah dilaporkan hilang. Mereka masing masing berusia 83 dan 81 tahun.

Saksi melihat mobil pasangan itu penuh dengan noda darah dengan kunci kontak masih pada mobil. Seminggu kemudian, mayat mereka ditemukan di daerah berhutan di luar kota, tertembak mati.

Detektif memiliki dua tersangka utama atas pembunuhan, Rick dan John (Riffe brothers) tetapi tidak bukti untuk melakukan penangkapan. Sahabat anehdidunia.com saksi tampaknya sangat takut menghadapi pasangan tersebut, yang dikenal dan ditakuti. kasus ini hampir berjalan 30 tahun sebelum jaksa Washington  memiliki bukti cukup untuk pembuktian pembunuhan.

John Riffe meninggal seminggu sebelum penegak hukum membeli tiket untuk penangkapan mereka. Rick tidak begitu beruntung. Setelah enam minggu persidangan, Riffe saudara yang tersisa dinyatakan bersalah pada tujuh tuduhan kejahatan, termasuk pembunuhan. Dia dijatuhi hukuman 103 tahun di penjara federal.

Lebih dari 50 teman dan anggota keluarga Maurin muncul ke gedung pengadilan untuk menyaksikan putusan dan duduk di sisi penuntut ruangan. Sisi pertahanan kosong , kecuali kuasa hukum Riffe.

Diane Maxwell Jackson Terungkap Setelah 34 Tahun


FBI memiliki tradisi tahunan  yang disebut "Latent Hit of the Year" sebuah penghargaan untuk menghormati teknisi sidik jari yang berhasil mencocokan sidik jari kasus kejahatan. Tahun 2011 seorang pemenang berhasil mencocokan sidik jari pada kasus yang terjadi di tahun 1969.

Pada Natal tahun itu, operator telepon Young Houston yang bernama Diane Jackson diculik di tempat parkir dari tempat kerjanya dan diperkosa, dicekik, dan ditikam sampai mati di sebuah gubuk. Polisi menemukan sidik jari, tapi tidak ada pembanding untuk digunakan pada saat itu.

Pada tahun 1989, kakak korban David, sekarang menjadi Texas Ranger, meneliti kasus ini lebih dalam. Sebuah surat kabar Houston meminta masyarakat untuk membantu dengan informasi yang mereka punya. Dengan teknologi sekarang yang sudah maju dan database, cetak laten dari TKP dijalankan melalui sistem. Tak satu pun dari database yang berhasil mencocokan sidik jari tersebut.

Kemudian pada Juli 2003, teknisi Database FBI Jill Kinkade mendapat info, hanya dalam lima jam pencariannya dari 70 juta cetakan file finger print. Kinkade mempersempitnya ke 20 besar, lalu memfokuskan pencariannya pada James Ray Davies. Davies dibawa untuk diinterogasi, dan ternyata ditemukan bahwa ia telah dibebaskan dari penjara hanya beberapa hari sebelum pembunuhan Jackson.

Pada tanggal 24 Desember 2003, lebih dari tiga dekade setelah kematian adiknya, David Jackson melihat bahwa pembunuh adiknya akhirnya mengaku. Davies pergi ke penjara selama sisa hidupnya.

Robert Peterson, Anton Schuessler, dan John Schuessler Muncul Setelah 40 Tahun


Pada bulan Oktober 1955, tubuh telanjang dari tiga anak laki-laki John Schuessler, 13, saudaranya Anton, 11, dan Robert Peterson, 14 ditemukan di Cook County Forest Preserve. Anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual sebelum mereka semua dicekik dan dibuang.

Tiga puluh sembilan tahun kemudian, pada tahun 1994, Kenneth Hansen ditangkap dan didakwa atas dugaan pembakaran. Hansen tidak mengaku melakukan pembunuhan  dari 1955 sampai tahun 1995, ketika jaksa berpendapat bahwa laki-laki yang berumur 22 pada saat itu, telah mengambil tiga anak laki-laki dan membawa mereka ke tempat dimana kejadian itu berlangsung.

Cerita itu belum berakhir, ketika pengakuan Hansen terbalik lima tahun kemudian karena kesaksian-pernyataan tertentu mengatakan Hansen adalah gay dan sering mencari anak di bawah umur untuk diajak keluar. Sebuah pengadilan ulang diadakan tahun yang sama, dan setelah hanya dua jam musyawarah, juri lain menemukan dia bersalah. Dia dijatuhi hukuman 300 tahun penjara .

Hansen meninggal di penjara pada tahun 2007, meskipun beberapa masih meragukan bahwa pria tersebut bersalah dan yang harus bertanggung jawab. Karena ada seseorang lagi yang memiliki pengakuan yang sama namun tidak bisa dipakai sebagai bukti.

Pamela Jackson Dan Cheryl Miller Terbuka Setelah 42 Tahun


Pamela Jackson dan Cheryl Miller hilang pada tahun 1971 dalam perjalanan mereka ke pesta, hal hal terburuk bisa saja terjadi. Namun pada tahun 2014, ketinggian air di dekat Brule Creek turun, mengungkapkan keberadaan kendaraan mereka. Entah itu disebabkan oleh alkohol atau hanya kecelakaan mobil yang menyebabkan kematian mereka.

Yang mengerikan tentang kasus ini adalah bahwa ternyata orang yang tidak bersalah menghabiskan satu dekade di penjara atas pembunuhan tersebut, semua pengakuan palsu petugas yang menyerahkan rekaman pembunuhan itu dimana David mengatakan mengakui pembunuhan itu. Tapi itu semua tidak terdengar seperti suara Lykken.

Lykken sekarang mengajukan gugatan $ 400.000 terhadap negara.

Richard Phillips Dan Milton Curtis Terungkap Setelah 46 Tahun


Pada tanggal 21 Juli 1957, empat remaja yang diparkir di dalam mobil di Lovers 'Lane, El Segundo. Seorang pria bersenjata mendekati mobil, mengikat semuanya, dan memperkosa gadis 15 tahun di kursi depan. Penyerang kemudian mencuri semua barang berharga yang bisa diambil dan mengambil 1949 Ford, membuang korban dan celana dalamnya di pinggir jalan.

Kira-kira 90 menit setelah kejahatan ini, pelaku menerobos lampu merah, menarik perhatian dua polisi muda. Richard Phillips dan Milton Curtis, yang baru fresh graduate, menepikan kendaraan yang mencurigakan tersebut, Keduanya ditembak pada jarak dekat ketika mereka mendekati pintu pengemudi. Mobil Ford itu kemudian melesat ke dalam kegelapan dengan pembunuh di belakang kemudi.

Pada tahun 2003, Mason punya istri dan tiga anak, menjalankan bisnis, dan tampak seperti warga negara yang baik. Namun polisi menggerebek rumahnya dan menemukan bukti lebih lanjut. Sebuah bekas luka peluru di punggungnya cocok dengan peluru petugas polisi, dan tulisan tangannya cocok tulisan di surat pembelian senjata.

Mason diberi tujuh tahun untuk hidup dan ditolak pembebasan bersyarat pada tahun 2009. Ia tidak pernah menyangka apa yang mendorongnya untuk melakukan kejahatan berdarah dingin tersebut.

Lucy Johnson Terungkap Setelah 52 Tahun


Pada bulan September 1961, Lucy Johnson 25 tahun, ibu dari satu anak, berada di rumahnya di Surrey, British Colombia. Dia tidak melihat hari berikutnya. Atau berikutnya. Atau untuk 52 tahun ke depan.

Untuk satu alasan atau lainnya, Lucy tidak dilaporkan hilang sampai empat tahun kemudian. Jelas, ini menimbulkan pertanyaan, dan kecurigaan jatuh pada suaminya Marvin. Polisi bahkan menggali halaman belakang rumah suaminya untuk mencari tubuh Lucy, tetapi mereka tidak menemukan apa pun. Puluhan tahun berlalu, Marvin meninggal, dan sepertinya tak ada harapan untuk memecahkan kasus ini.

Satu orang yang tidak pernah berhenti berharap, adalah putri Lucy Linda, seorang anak kecil pada saat lenyapnya ibunya. Dengan bantuan dari Surrey RCMP, Linda diposting iklan di surat kabar dan media lainnya untuk mencari petunjuk. Kemudian pada tahun 2013, ia menerima panggilan telepon. Wanita yang menelpon itu diklaim adalah Linda saudara tirinya, yang belum pernah ia dikenal. Wanita itu mengatakan ibu mereka Lucy masih hidup dan baik, hidup dengan seluruh keluarga baru di Yukon.

Susah untuk percaya pernyataan tersebut, Linda akhirnya mengikuti pemberitahuan itu. Benar saja, ibunya tidak menjadi korban pembunuhan seperti yang diduga. Dia hanya ingin melarikan diri ke kehidupan yang lain . Marvin telah menyiksanya, dan ketika dia mencoba untuk meninggalkan suaminya, Marvin akan menghentikannya. Jadi dia hanya melarikan diri saja.

Ketika Linda mengunjungi penelpon untuk memeriksa apakah wanita tersebut memang Laura, dia langsung mengenali bahwa Lucy adalah memang ibunya. 

http://www.anehdidunia.com/2014/06/kasus-sadis-terungkap-setelah-puluhan.html

Kejadian Paling Gila Saat Pasien Operasi

Ukir Initial Di Perut Pasien


Mungkin dokter bernama Alan Zarkin ini memiliki bakat menjadi seniman. Ya, seperti yang kamu tahu jika seniman kerap kali memberikan inisial terhadap setiap hasil karyanya. Nah, karena Alan adalah seorang dokter, maka dia mengukir tanda namanya di perut pasien.

Tak ada yang menduga jika Alan mengukir inisial namanya di perut seorang pasien usai menjalani operasi. Namun sang pasien rupanya tidak suka. Dia merasa dilecehkan karena ukiran inisial Alan itu seakan bekas luka di perutnya. Sang pasien pun menggugat rumah sakit dan Alan si dokter Zorro dengan ganti rugi USD 5,5 juta (Rp 66,9 miliar).

Terbakar Saat Operasi


Pada tahun 2005, Rita Talbert menjalani sebuah operasi sederhana untuk memperbaiki tiroidnya. Namun dia malah terbangun seminggu kemudian dalam perawatan intensif dan merasakan sakit serta kengerian saat melihat wajahnya di cermin. Sahabat anehdidunia.com dagunya sudah menghilang, hidungnya rusak dan bagian mulutnya meleleh. Kendati menjalani belasan operasi konstruksi wajah, Rita masih mengalami kesulitan untuk makan, minum dan bernafas.

Dokter lalu menjelaskan jika terjadi insiden saat operasi tiroid Rita. Di mana alat electrosurgical memicu oksigen di dalam masker sehingga menimbulkan kebakaran yang menghancurkan wajahnya. Namun rupanya kasus yang dialami Rita ini bukan yang pertama kali terjadi. Ada 550 - 650 pasien setahunnya yang mengalami insiden kebakaran saat operasi.

Dokternya Pergi Saat Bedah


Semenjak tahun 2013, Silvino Perez berada dalam kondisi vegetatif karena komplikasi akibat operasi bedah jantung terbuka. Keluarga Perez bersikeras si ahli radiologi, dokter Parvaiz Chaudhry di Fresno Community Regional Medical Center. California, meninggalkan lokasi sebelum operasi Perez selesai dilangsungkan demi menghadiri jamuan makan siang dan membiarkan rongga dada Perez terbuka begitu saja.

Lalu kemudian muncul komplikasi dan jantung Perez berhenti berdetak. Sang dokter langsung kembali ke ruang operasi demi menyelamatkan Perez, tetapi kerusakan sudah terlalu jauh. Hingga akhirnya Perez tak pernah bangun lagi sampai saat ini.
Tweet Langsung Saat Operasi


Biasanya sih yang namanya live tweet itu melaporkan sebuah konser musik atau event penting lainnya. Nah, kalau live tweet operasi bedah bagaimana dong? Itulah yang dilakukan rumah sakit Houton's Memorial Hermann pada 9 Mei 2012. Dimana mereka melakukan live tweet operasi bedah otak yang dipimpin ahli bedah terkemuka di bidang tersebut, dokter Dong Kim.

Sang pasien yang tidak diberitahu identitasnya, didiagnosa menderita tumor setelah mengalami kejang. Kim dan tim bedahnya menggunakan seperangkat teknologi yang mampu mencari titik tumor di otak pasien. Gilanya, seluruh proses operasi itu difoto dan diposting begitu saja di jejaring sosial. Bahkan para dokter sempat menjawab berbagai pertanyaan pasien. Duhh. Gila.

Tetap Bernyanyi


Seorang penyanyi asal Ghana, Alama Kante, tetap bernyanyi saat menjalani operasi pengangkatan tumor dari tenggorakannya. Alama tampak santai bernyanyi kendati kondisi kritis. Mengapa bisa begitu, karena dia rupanya dihipnotis agar tidak kehilangan pita suara saat operasi berjalan. Bahkan saat operasi, Alama cuma diberi bius lokal demi menghilangkan rasa sakit.

Dalam rekaman video yang ada, Alama terlihat tetap saja bernyanyi kendati tim dokter sedang mengangkat tumor di tenggorokannya. Tumor itu berada di kelenjar paratiroid, dan karena bernyanyi selama masa kritis itu, ahli bedah sukses menyelamatkan pita suaranya.
Main Biola Saat Operasi


Pemain biola Naomi Elishuv mengubah operasi bedah otak yang dia jalani menjadi bak konser mini dirinya. Wanita yang menjadi anggota Nasional Simfoni Orkestra Lithuania ini sudah didiagnosis menderita tremor esensial di otak dan terpaksa berhenti bermain biola sejak 20 tahun silam. Sahabat anehdidunia.com pada 9 September 2013, Naomi menjalani operasi di pusat medis Tel Aviv Sourasky untuk menekan gejala tremor otaknya.

Para ahli bedah memasukkan alat pacu jantung ke dalam daerah bermasalah di otak Naomi untuk mengatur getaran melalui arus listrik. Ahli saraf fungsional tempat itu yakni Yitzhak Fried memang meminta Naomi untuk tetap bermain biola agar para dokter yang terlibat dalam operasi bedah itu bisa memantau rangsangan yang tepat di otak sampai tremor itu menghilang.

Posting Organ ke Sosial Media


Pada Oktober 2014, seorang mahasiswi keperawatan asal Rusia menghadapi teguran keras karena memposting foto dirinya memegang organ tubuh manusia. Organ itu milik pasien operasi dan dia dianggap menghina sang pasien di jejaring sosialnya.

Mahasiswi berusia 20 tahun bernama Gulnaz Yalalova itu memposting foto dirinya memegang sebuah limpa serta melecehkan bagian operasi pasien. Bahkan dia sempat menghina seorang pasien remaja di sebuah rumah sakit di Kazan, 500 mil sebelah timur Moskow. Dianggap tidak cocok untuk profesinya, Gulnaz kini sepertinya harus mengubur impiannya menjadi perawat. 

Menempel Stiker Saat Pasien Operasi 


Pada 2013, ABC melaporkan kisah seorang wanita tak dikenal dari Los Angeles yang menggugat rumah sakit setempat dan anestesinya karena diduga meletakkan kumis dan stiker di wajahnya selama operasi sebagai bagian dari lelucon bahwa dia mengklaim perbuatan itu melanggar martabat dan membahayakan kesehatannya. Sementara dia tak sadarkan diri, rekan kerja tidak simpatik nya ditempelkan kumis palsu di atas bibir dan air mata kuning di bawah mata kirinya. Bagaimanapun dekatnya mereka berteman, melecehkan itu sangat tidak baik. 
 
 
 http://www.anehdidunia.com/2014/10/kejadian-paling-gila-saat-pasien-operasi.html