Kecewa karena tak Bunuh Musuh di Afganistan, Tentara Inggris Tembak Janda


Aaron Wilkinson (Daily Mail) London, Seorang mantan prajurit muda Inggris yang pernah bertugas di Afghanistan menembak mati seorang janda di depan rumahnya. Hal ini dilakukannya karena ingin merasakan bagaimana rasanya menembak seseorang.

Aaron Wilkinson (25) didiagnosis menderita stres traumatik pasca menjalankan tugasnya selama 6 bulan di Afghanistan. Wilkinson menjadi terobsesi dengan tugas militernya tersebut. Di Afghanistan, Wilkinson sama sekali belum pernah terlibat baku tembak dan dia merasa kecewa dengan hal itu.

"Dia putus asa karena sangat ingin tahu bagaimana rasanya menembak seseorang -- hal yang tidak pernah dia lakukan ketika berada di Afghanistan," ujar jaksa penuntut umum, Richard Mansell, saat membacakan dakwaan terhadap Wilkinson di Pengadilan Tinggi Bradford dan dilansir oleh Daily Mail, Rabu (21/3/2012).

Stres yang diderita Wilkinson ini memuncak pada Januari 2011 lalu, ketika si janda, Judith Garnett (52) yang merupakan pemilik rumah yang disewa Wilkinson secara gratis, memarahinya. Judith menyebut Wilkinson 'malas, bodoh dan kejam' serta memintanya untuk keluar dari rumah yang dia tinggali selama ini.

Terbawa emosi, Wilkinson langsung menembak Judith sebanyak 3 kali dari jarak dekat. Ibu dua anak itu pun tewas seketika. Namun Wilkinson langsung menelepon panggilan darurat 999 dan memberitahukan apa yang terjadi.

"Saya telah melakukan hal yang benar-benar mengerikan. Saya tenggelam dalam kegilaan saya," ucap jaksa menirukan perkataan Wilkinson kepada operator 999 saat itu.

Jaksa Mansell mengatakan, Wilkinson ditempatkan di Afghanistan sejak tahun 2009. Wilkinson, lanjutnya, merasa sangat bangga dengan luka yang didapatnya di sana. Dia bahkan menyimpan pecahan peluru yang melukainya tersebut dalam botol. 

Sejak pulang dari Afghanistan, Wilkinson sangat bersemangat berbicara soal senjata. "Dia mengakui fakta bahwa dirinya tidak pernah membunuh tentara musuh ketika beraksi (di Afghanistan) dan nampaknya dia sangat kecewa," tutur Mansell.

"(Motifnya adalah) Kekagumannya terhadap senjata dan keinginannya membunuh serta keinginannya untuk mengetahui bagaimana rasanya menembak seseorang. Selain itu, dia juga merasa kecewa dengan kritikan (yang dilontarkan Judith) dan hilang kesabaran," imbuhnya.

Sebelum dan setelah bertugas di Afghanistan, Wilkinson telah lama tinggal di sebuah bungalow milik Judith. Wilkinsons juga bekerja sebagai penjaga peternakan kecil yang dimiliki Judith. Sebelum insiden penembakan terjadi, Judith marah karena Wilkinson malas bekerja. 


0 komentar:

Posting Komentar