Kisah Matias Rust, Pilot Muda Menembus Pertahanan Soviet


Tepatnya pada 28 Mei 1987, sang pilot adalah bocah 19 tahun yang ingin upayakan damai AS – Soviet. Adalah Matthias Rust, ia terbang dan berhasil mendarat di Lapangan Merah demi menjadi jembatan perdamaian antara Uni Soviet dan Amerika Serikat.

26 tahun lalu, tepat pada 28 Mei 1987, pesawat bermesin tunggal Cessna-172 mendarat di Lapangan Merah (Red Square) kota Moskow, ibukota Uni Soviet. Dari rekaman video yang ada, masyarakat setempat yang saat itu dikenal tertutup dari dunia luar, tertegun dengan hadirnya pesawat tersebut.


Mathias_Rust 1987 - young closeLebih mengejutkan lagi, pilot yang muncul dari dalam kokpit ternyata hanyalah anak muda berusia 19 tahun bernama Matthias Rust (kadang ditulis “Mathias”).


Sebelum ia mendaratkan pesawatnya ditengah Lapangan Merah Moskow, Rust berusaha untuk terbang rendah diatas lapangan tersebut sebanyak tiga kali.


Ia sengaja berusaha untuk terbang rendah agar warga yang berada ditengah-tengah lapangan tersebut segera menyingkir atau menepi dari lapangan.


Namun usahanya sebanyak tiga kali melintas rendah diatas lapangan ternyata sia-sia.


Warga tidak menyingkir dari lapangan, mereka justru tak beranjak dan terpana dengan keberadaan pesawat melayang rendah berkali-kali diatas lapangan itu.

Lalu Rust berinisiatif untuk mendaratkan pesawat kecilnya diatas sebuah jembatan, tak jauh dari Lapangan Merah tersebut. Dan usahanya berhasil, ia mendaratkan pesawatnya, bermanuver untuk parkir (taxiing) lalu berhenti dan mematikan mesinnya.


Rekaman video saat pesawat Cessna Mathias Rust terbang rendah sebanyak tiga kali diatas Lapangan Merah Moskow sebelum mendarat, yang bertujuan untuk membuat warga menyingkir agar ia bisa mendarat.


Tak lama kemudian, Rust keluar dari pesawat, penampilannya yang kurus lengkap dengan kacamata besar tidak menyiratkan adanya ancaman darinya.

Secara spontan, warga disekitar Lapangan Merah di kota Moskow itu pun dengan ramah menyambut dan mengajaknya berbincang.


Tapi tidak demikian dengan militer setempat yang tak lama kemudian datang dan langsung membawanya untuk diamankan.


Tak lama kemudian, Rust keluar dari pesawat, penampilannya yang kurus lengkap dengan kacamata besar tidak menyiratkan adanya ancaman darinya.


Secara spontan, warga disekitar Lapangan Merah di kota Moskow itu pun dengan ramah menyambut dan mengajaknya berbincang.


Tapi tidak demikian dengan militer setempat yang tak lama kemudian datang dan langsung membawanya untuk diamankan.


Saat ditanya oleh pihak berwajib dari mana asalnya, Rust mengaku dari Jerman. Namun pihak keamanan setempat masih mengira bahwa ia berasal dari Jerman Timur, sekutu Uni Soviet.


Mathias Rust dikawal tentara pada saat persidangan di kota Moskow, ibukota Uni Soviet.


Tapi Rust mengaku bahwa ia berasal dari Jerman Barat (sekutu Amerika), sontak pihak keamanan kaget bukan kepalang.

Kedatangan Rust yang merupakan warga Jerman Barat di Lapangan Merah (Red Square) yang merupakan icon utama Uni Soviet, menjadi tamparan keras bagi negara komunis tersebut.


Atas terjadinya peristiwa ini, justru menunjukkan betapa lemahnya pertahanan Soviet hingga bisa ditembus oleh pesawat kecil sekelas Cessna yang dikendarai Rust.


Apalagi di waktu kejadian, negara pimpinan Mikhail Gorbachev itu tengah menjalani “Perang Dingin” dengan Amerika Serikat dan sekutunya yaitu beberapa negara Eropa lainnya yang pro-Amerika.


Akibat dari tragedi yang memalukan Uni Soviet tersebut, dengan segera Presiden Uni Soviet pada saat yaitu Michail Gorbachev, memecat Menteri Pertahanannya.


Rute penerbangan Rust sebelum mendarat di tengah kota Moskow (wikipedia)

Sementara AS menjadikan ini sebagai bahan celaan, di mana salah satu diplomatnya berseloroh, “Mungkin harusnya kita membangun Cessna yang banyak.”

Pada awalnya, Rust memulai perjalanan dari Bandara Internasional di Helsinki menuju Moskow.


Entah tidak terdeteksi atau tidak dipedulikan oleh radar Soviet, ia akhirnya melayang di udara Lapangan Merah dan mendarat di dekat Kremlin.


Rust sempat ditahan selama 18 bulan karena dianggap mengganggu wilayah udara Soviet. “Saya pikir saat itu peluang untuk sampai ke Moskow sekitar 50-50, tapi saya yakin melakukan hal yang tepat,” kenang Rust.


“Saya hanya harus berani melakukannya,” kata Rust menambahkan, dalam wawancara pada bulan Juli 2005


Ia juga menyatakan bahwa aksi ini dilakukan demi menjadi “jembatan perdamaian” dan meredakan tensi antara pihak Soviet dan AS.


Empat tahun sebelumnya, pihak Soviet dikritik karena menembak jatuh pesawat komersial milik Korea yang masuk wilayah udaranya.


Tapi dengan masuknya pesawat Cessna Mathias Rust ke dalam wilayah udara Uni Soviet bahkan berhasil mendaratkannya di tengah Lapangan Merah Moskow, kembali dikritik karena memiliki pertahanan yang lemah.


Atas kritikan ini, salah satu pejabat Rusia berketus,”Anda mengkritik kami karena menembak pesawat, kini Anda kritik lagi karena kami tidak menembak pesawat.”


Namun bagaimanapun caranya untuk dapat menembus pertahanan udara Uni Soviet yang pada masa itu sangat canggih, adalah suatu yang sangat mustahil!

Apalagi Rust dapat sekaligus berhasil mendaratkan pesawatnya di tengah Lapangan Merah yang berada ditengah jantung ibukota Soviet, masih menuai misteri.


Tapi menurut kesaksian dari pihak militer dimasanya, sebenarnya pesawat kecil Cessna yang dipiloti Mathias Rust tersebut sebenarnya telah terdeteksi oleh radar Uni Soviet.


Namun mereka membiarkannya karena salah satu alasannya adalah bahwa pesawat tersebut tak bersenjata, tak berbahaya dan tak bersifat mengancam keamanan udara Soviet.

http://forum.viva.co.id/sejarah/966004-kisah-matias-rust-pilot-muda-menembus-pertahanan-soviet.html

0 komentar:

Posting Komentar