Perburuan Aribert Heim Ferdinand, buronan Nazi dan dokter kamp konsentrasi, akan secara resmi dihentikan, menurut pemerintah Jerman pada Jumat (21/09), setelah mereka memutuskan bahwa pria yang dikenal sebagai Dr Death tersebut telah meninggal di Mesir pada tahun 1992.
Sebuah pengadilan regional di Baden-Baden, tempat tinggal terakhir Dr Heim di Jerman, mengatakan telah menghentikan investigasi kriminal karena “tidak ada keraguan” bahwa buronan yang telah lolos dari kejaran pemerintah selama beberapa dekade telah meninggal karena kanker di Kairo pada tahun 1992.
Diketahui, New York Times dan stasiun televisi Jerman ZDF melaporkan pada tahun 2009 bahwa Dr Heim bersembunyi di Afrika Utara.
Penemuan sebuah tas tua berdebu yang penuh surat, catatan tulisan tangan tentang kasus terhadap dia serta catatan medis menguatkan keberadaan Dr Heim di Mesir.
Penyidik menetapkan bahwa dokumen-dokumen tersebut asli milik Dr Heim, namun tapi tidak bisa membuktikan secara meyakinkan tentang kematiannya. Saksi mata mengatakan bahwa ia telah meninggal setelah perjuangan panjang dengan kanker dubur. Pada saat yang sama, mereka mengatakan ia telah dimakamkan di sebuah pekuburan umum, yang berarti bahwa hampir 20 tahun kemudian, baik DNA maupun catatan gigi tidak dapat digunakan untuk mengkonfirmasi kematiannya.
“Satu-satunya cara yang bisa digunakan untuk secara yakin membuktikan kematiannya adalah dengan melakukan uji forensik,” kata Efraim Zuroff, sang kepala dalam pemrburuan anggota Nazi dalam sebuah wawancara telepon.
“Saya tidak mengesampingkan bahwa bukti kematiannya itu meyakinka., Namun aku tidak bisa mengesampingkan kasus tanpa bukti forensik dari orang yang sudah mati seperti Aribert Heim.” tambahnya.
Pihak berwenang Mesir mengeluarkan surat kematian atas nama Tarek Hussein Farid, yang menurut saksi adalah nama lain dari Dr Heim setelah ia menjadi seorang Muslim. Ada cukup pada bukti pada tahun 2009 bahwa Dr Heim dan Farid adalah orang yang sama, sehingga pengadilan tetap membuka kasus ini.
Bagaimanpun juga, tahun ini pengacara Dr Heim menujukkan kepada pengadilan surat-surat termasuk surat izin mengemudi Mesir dengan foto Dr Heim dengan nama Tarek Hussein Farid dan paling penting adalah sertifikat yang menegaskan bahwa ia telah memeluk agama Islam dan mengubah namanya.
Menurut pengadilan Baden-Baden, pengujian oleh polisi negara mengkonfirmasi keaslian sertifikat ini. Pengadilan juga menanyai Rudiger Heim, putra dari Dr Heim yang mengatakan bahwa ia berada di Kairo ketika ayahnya meninggal.
Dr. Heim dilahirkan di Austria, dan adalah anggota Waffen-SS, pasukan elit Hitler, dan bekerja di kamp-kamp konsentrasi di Buchenwald, Sachsenhausen dan Mauthausen. Ia ditahan sebagai tawanan perang oleh pihak berwenang Amerika, dan ditahan selama lebih dari dua tahun, namun dia berhasil lolos dari penuntutan.
Dr Heim menikah, memiliki dua anak laki-laki dan menjalankan praktek ginekologi di kota Baden-Baden, di barat daya Jerman, di mana keluarga itu tinggal di sebuah villa megah.
Kenangan lamanya di kamp Mauthausen kembali Dr. Heim, setelah mantan tahanan mengatakan kepada polisi bahwa ia telah membunuh tahanan yang sehat dalam operasi yang tidak masuk akal dan membunuh orang lain dengan suntikan mematikan ke jantung.
Ia kemudian melarikan diri Baden-Baden pada tahun 1962 dari kejaran para penyidik. Setelah tinggal sementara di Maroko, Dr. Heim pindah ke Mesir pada tahun 1963.
Disana ia perlahan-lahan berbaur dengan budaya lokal. Dia belajar bahasa Arab dan tinggal di sebuah hotel sederhana untuk menghindari kejaran aparat hukum.
http://www.berita.manadotoday.com/perburuan-terhadap-dr-death-dihentikan/19597.html
0 komentar:
Posting Komentar