Tragedi Chernobyl, Bencana Nuklir Terburuk Sepanjang Sejarah

Tragedi Chernobyl adalah bencana nuklir terburuk dalam sejarah peradaban umat manusia. Petaka yang menghantui Ukraina tersebut berawal pada 26 April 1986, yakni ketika satu dari empat reaktor nuklir di pembangkit listrik Chernobyl, di utara Ukraina, meledak.

Radiasi yang dilepaskan ledakan itu 100 kali lebih besar daripada bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki. Daerah separuh luas Italia terkontaminasi dan radiasinya menyebar di sebagian besar wilayah bekas Uni Soviet dan sebagian Eropa bagian utara.


Reruntuhan reaktor 4 Chernobyl

Hanya beberapa bulan setelah kecelakaan itu, reaktor ditutup dengan sebuah selubung beton yang dirancang untuk menyerap radiasi dan menyimpan sisa bahan bakar. Namun, sarkofagus hanya dimaksudkan sebagai solusi sementara dan dirancang untuk bertahan 20-30 tahun.


Chernobyl sarkofagus


Pada saat ini, dua dekade sejak kecelakaan yang menewaskan 31 orang dan membuat 135 ribu lainnya mengungsi itu sudah lewat. Benteng beton itu mulai rapuh akibat pembangunan tergesa-gesa dalam tempo singkat. Kebocoran telah terjadi selama lebih dari 10 tahun terakhir. Jika sarkofagus itu roboh, dikhawatirkan puluhan ton debu radioaktif akan terlepas.



Kota yang ditinggalkan


Untuk mencegah hal itu, Presiden Ukraina Viktor Yushchenko telah meneken kontrak US$ 505 juta atau Rp 4,6 triliun dengan sebuah konsorsium perusahaan konstruksi Prancis, Novarka, Bouygues, dan Vinci. Sebuah kubah baja padat akan menutup seluruh area itu dan menghentikan kebocoran.

Struktur berbentuk kubah itu disebut new safe confinement (NSC), yang dijamin aman dan bisa mengurung semua radioaktif di dalamnya. Bangunan mirip hanggar pesawat terbang itu panjangnya 150 meter dan tinggi 105 meter. Sengaja dibuat cukup tinggi agar memudahkan pekerjaan pembongkaran puing reaktor, bahan radioaktif, dan sarkofagus sebelum ditutup untuk selamanya.

Pada acara penandatanganan kontrak, Yushchenko mengungkapkan kelegaannya. "Untuk pertama kalinya, kami bisa berkata dengan jujur kepada bangsa dan komunitas internasional," kata Yushchenko. "Hari ini jawaban terhadap masalah penutupan pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl telah ditemukan."





Upaya menghapus beban itu memang tak mudah. Berulang kali Ukraina "mengemis" bantuan kepada Uni Eropa dan negara barat lainnya untuk mendanai sebuah shelter baru pengganti sarkofagus. Pertengahan September lalu, masyarakat internasional setuju membantu negara pecahan Uni Soviet tersebut.

Proyek itu dibiayai oleh dana internasional yang dikelola European Bank for Reconstruction and Development. Juru bicara bank itu, Anton Usov, mengatakan untuk perancangan shelter itu saja perlu satu setengah tahun dan empat tahun lagi untuk pembangunannya.

Keseluruhan proyek menutup reaktor itu dimulai sejak 1997, termasuk memperkuat sarkofagus, pemantauan radiasi, dan pelatihan ahli. Total dana yang dibutuhkan sekitar US$ 1,39 miliar atau 12,7 triliun.

Mereka juga menandatangani kontrak US$ 200 juta dengan Holtec International di New Jersey untuk penonaktifan pembangkit tenaga nuklir itu. Proyek ini termasuk membangun sebuah fasilitas penyimpanan untuk bahan bakar nuklir yang terkena radiasi, yang digunakan tiga reaktor lain selama 23 tahun masa operasi pembangkit itu sebelum ditutup pada 2003.

Novarka akan merakit kubah pelindung tersebut langsung di lokasi, 100 kilometer utara Kiev pada bulan ini. Setelah selesai, kubah ini langsung digeser menggunakan rel ke atas reaktor keempat dan membungkusnya rapat-rapat. Berat kubah baja ini sekitar 18 ribu ton, dua kali lipat berat Menara Eiffel.

Diperkirakan pada 2012 pekerjaan mempreteli sarkofagus dan reaktor itu sudah komplet. "Tidak ada lagi Chernobyl," kata pemimpin Vinci Yves-Thibault de Silguy. "Tujuan akhir dari pelindung ini adalah pembongkaran total."

Kubah itu akan memberikan lampu hijau bagi rencana peremajaan industri nuklir yang mengalami stagnasi selama 20 tahun karena Chernobyl. "Saya yakin kelanjutan pengembangan pembangkit nuklir di dunia bergantung pada penemuan solusi dalam kasus Chernobyl," kata De Silguy. "Hari ini kami mempunyai sinyal amat penting bagi dunia."

Disisi lain, bencana nuklir Chernobyl, yang menjadi terbesar di dunia tahun 1986 memberi pelajaran betapa berbahayanya kecelakaan nuklir saat itu. Coba simak beberapa petikan dari kasus Chernobyl ini.

Dua puluh satu tahun lalu, tepatnya 26 April 1986 di Pripyat, sebuah kota berpenduduk 50.000 jiwa raktor nomor empat di Pembangkit Listrik Chernobyl meledak. Tigapuluh orang langsung tewas dalam ledakan dan kebakaran tersebut. Reaktor ini terbakar selama sepuluh hari dan mengkontaminasi sekitar 142 ribu kilometer persegi di utara Ukraina, selatan Belarusia dan wilayah Bryansk di Rusia. Dan inilah kecelakaan nuklir paling buruk di dunia.

Partikel akibat ledakan itu mengandung radio aktif 400 kali lebih banyak dari ledakan bom atom Hiroshima dan memaksa sepertiga juta orang mengungsi dari kediamannya serta menyebabkan epidemic kanker tiroid (gondok) pada anak-anak. Biaya kerugian ekonomi, kesehatan dan pembersihan kompensasi, dan kerugian produktivitas meningkat berlipat-lipat dalam miliaran dolar. Perkiraan awal bahwa ratusan atau ribuan orang akan tewas akibat bencana itu, memang tak terbukti. Tetapi kerusakan genetis akibat bencana itu perlahan akan menimbulkan efek negative. Prakiraan dari pihak berwenang tahun lalu menyatakan bahwa kanker yang dipicu Chernobyl akan menewaskan 4000 jiwa.


0 komentar:

Posting Komentar