Wanita pertama dalam daftar teroris FBI

joanne Chesimard
Infromasi yang bisa mengarah pada penangkapan Joanne Chesimard dibanderol total US$2 juta.
Joanne Chesimard seorang buronan dalam kasus pembunuhan menjadi wanita pertama yang masuk dalam daftar ''Teroris Paling Dicari'' FBI.
Joanne Chesimard, adalah seorang anggota Militer Pembebasan Hitam yang juga dikenal sebagai Assata Shakur, terbang ke Kuba pada tahun 1979 setelah kabur dari sebuah penjara saat menjalani hukuman seumur hidup.
Dia masuk dalam daftar teroris domestik di situs FBI, meski dia dianggap tidak menimbulkan ancaman baru.
Chesimard diyakini masih hidup di Kuba, yang tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan AS dan negara ini diyakini juga memberi perlindungan bagi sekitar 70 orang yang dicari otoritas AS.
Bagaimanapun, di bulan April Kuba mengembalikan pasangan asal Florida yang dituduh menculik dua anak lelaki mereka setelah kalah dalam sidang hak perwalian dari kakek-nenek sang anak.

'Memamerkan kebebasannya'

Chesimard adalah seorang pemimpin Militer Pembebasan Hitam, yang digambarkan FBI sebagai organisasi ekstremis yang bertanggung jawab atas pembunuhan lebih dari selusin polisi AS di tahun 1970-an dan 1980-an.
Di tahun 1973, dia bersama dua rekannya dihentikan di jalan tol New Jersey oleh dua orang polisi. Mereka kemudian menembaki petugas, melukai satu petugas dan mengeksekusi petugas lainnya, demikian penjelasan FBI.
Tahun 1977, Chesimard menjalani hukuman penjara seumur hidup setelah dinyatakan bersalah dalam kasus pembunuhan tingkat satu, menyerang petugas dengan senjata berbahaya, dengan maksud membunuh, memiliki senjata ilegal dan perampokan bersenjata.
Tetapi, dua tahun kemudian dia berhasil melarikan diri dari penjara New Jersey atas bantuan dari anggota Militer Pembebasan Hitam lainnya yang mendobrak masuk penjara dan membawanya kabur.
Chesimard kemudian menghabiskan beberapa tahun di sebuah rumah persembunyian di AS sebelum akhirnya diketahui menyeberang ke Kuba pada tahun 1984.
Chesimard kemudian diketahui mendapatkan suaka politik di Kuba, ''dia memamerkan kebebasannya dengan naik mimbar untuk berpura-pura berkhotbah, mengumpulkan pendukung dan menggerakan kelompok untuk memobilisasi melawan AS dengan cara apapun'' kata juru bicara Kepolisian New Jersey Rick Fuentes.
FBI menawarkan hadiah sebesar US$1 juta untuk informasi yang bisa mengarah kepada penangkapannya, sementara negara bagian New Jersey akan menambahnya sebesar US$1 juta.
Agen FBI Aaron Ford mengatakan badan intelejen AS tersebut akan ''mengejar keadilan, tak peduli seberapa lama waktu yang dibutuhkan.''


0 komentar:

Posting Komentar