(Foto) Saksi Hidup Korban Pembantaian Tersadis Di Dunia

Pembantaian yang dilakukan oleh Anders Behring Breivik yang dilakukan pada Juli 2011 lalu masih menyisakan trauma dan pilu bagi korban yang selamat.

Anders Behring Breivik membantai 69 orang di pulau Utoya, Norwegia pada acara perkemahan pemuda yang sebelumnya membom ibukota Norwegia yang menewaskan 8 orang dan 200 orang luka-luka.

Para korban yang selamat begitu sulit melalui hari-hari pasca insiden tersebut dan luka akibat pembantaian tersebut tidak hanya membuat buat traumatis tetapi juga meninggalkan bekas luka yang permanen.

Pembantaian yang dilakukan oleh Anders Behring Breivik
Pembantaian yang dilakukan oleh Anders Behring Breivik

Cecilie Herlovsen, 17, dari Sarpsborg
Cecilie Herlovsen,17 dari Sarpsborg, bersembunyi di ujung selatan pulau dengan sahabatnya Andrine yang terbunuh. Cecilie ditembak di lengan, bahu dan dagu. Namun lengannya luka parah dan harus diamputasi.

Mohamad Hamed Hadi, 21, dari Brumunddal
Mohamad Hamed Hadi, 21 dari Brumunddal, sempat koma hamper dua bulan setelah ditembak bahu kiri, kaki kiri dan dadanya, nemun kaki kiri dan lengan kiri mengalami luka yang parah sehingga harus diamputasi.

Hanne Hesto Ness, 20, dari Namsos
Hanne Hesto,20, dari Namsos, ditembak di lengan kirinya, meninggalkan jari kelingking dan lehernya. Pita suara hancur dan jari kelingkingnya harus diamputasi karena luka yang parah.

Eirin Kristin Kjaer, 20, dari Laksvatn di Balsfjord
Eirin Kristin Kjaer,20, dari Laksvant di Balsfjort, bersembunyi di dalam gua dengan  beberapa orang lainnya namun dia tidak luput dari sasaran tembakan. Tembakan mengenai perut,lutut kanan,lengan dan ketiak kanannya.

Ylva Schwenke, 15, dari Troms
Ylva Schwenke,15, dari Troms tertembak di bahu, perut dan kedua pahanya

Para korban diatas hanya sebagian yang selamat, namun hampir dari korban yang selamat mengalami trauma yang berat sehingga harus menjalani terapi.

Anders Behring Breiving di anggap seorang pembunuh tersadis di dunia pasca perang dunia kedua.


0 komentar:

Posting Komentar