SAO PAOLO - Seorang pelukis Brasil mengundang kontroversi dengan dikeluarkannya karya-karyanya yang menggambarkan dirinya membunuh sembilan pemimpin dunia.
Lukisan yang dibuat dengan arang oleh Gil Vicente ini menjadi kontroversi ketika lukisan-lukisan tersebut dipamerkan di Sao Paolo Art Biennial pada Sabtu kemarin.
Mantan presiden Amerika Serikat (AS) George W Bush terlihat sedang berlutut di lantai dengan kedua tangannya terikat di belakangnya Vicente menggenggam senjata api sambil ditodongkan ke pelipisnya.
Sementar Ratu Inggris terlihat sedang menggenggam tangannya dan secara tidak sadar Vicente di belakangnya menodongkan senjata.
Paus Benedict XVI berhadap-hadapan dengan sang pembunuh sambil mengangkat tangannya, sementara presiden Brazil Luis Inacio Lula de Solva dengan kedua belah tangannya terikat sambil ditodongkan pisau ke tenggorokannya.
Pemimpin dunia lainnya adalah mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon, mantan Sekretaris PBB Kofi Annan, dan presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad.
Lukisan ini dimaksudkan untuk menyoroti kejahatan yang dituduhkan kepada para pemimpin tersebut baik secara langsung atau tidak langsung dengan memberikan gambaran bahwa mereka akan mendapatkan ganjarannya.
"Karena mereka telah banyak membunuh orang, akan sangat membantu jika mereka juga terbunuh, paham? Mengapa orang-orang yang punya kuasa dan para elit tidak mati saja?" ujarnya.
Asosiasi bar Brazil meminta agar lukisan-lukisan tersebut untuk diturunkan karena khawatir akan mendorong tindakan kriminal.
"Walaupun sebuah karya seni untuk menunjukkan kreatifitas sang pencipta, tanpa adanya batasan, tapi ini haruslah dibatasi agar tidak diperlihatkan ke publik," ujar juru bicara asosiasi tersebut seperti dilansir Telegraph, Senin (27/9/2010).
Tapi pelukis tersebut dengan marah berkomentar tentang pelarangan pertunjukan lukisannya.
"Mereka mengatakan ini adalah kejahatan. Mencuri uang rakyat bukankah suatu kejahatan? Laporan di televisi bukankah membenarkan kejahatan? Hanya karya saya yang membenarkan kejahatan?," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar