Kisah Para Calon Penumpang Sukhoi Superjet 100 yang Selamat


Selalu ada cerita di balik musibah. Lima orang calon penumpang Sukhoi Superjet 100 selamat dari musibah setelah batal naik dengan berbagai alasan. Mulai dari tiket tertinggal hingga batal naik karena ingin Salat Zuhur.

Mantan Menteri Perumahan Rakyat, Suharso Monoarfa, istri dan anaknya termasuk lima orang yang selamat dari maut tersebut.
Padahal, mereka sempat naik ke kabin tapi akhirnya turun kembali. Pihak Sukhoi mengundang Suharso karena pengusaha itu akan membeli pesawat. “Saya mau beli pesawatnya,” kata pengusaha dari PPP tersebut, Rabu (9/5).

Suharso

Kedatangan Suharso pun dalam rangka meninjau fasilitas yang dimiliki pesawat tersebut. Suharso yang ditemani oleh anaknya, Andhika, juga bertanya-tanya soal prosedur pembelian. “Saya tanya pembiayaannya berapa, fasilitas apa saja, biayanya apa saja, dijelaskan mereka mau datang ke kantor saya untuk presentasi,” papar Suharso yang berencana membeli pesawat untuk penerbangan komersial di jalur Indonesia Timur.
Suharso mengaku, ia bersama istri dan anaknya sempat masuk ke dalam pesawat. Ia bahkan sempat berfoto di dalam kabin. Saat itu, ia ragu apakah akan ikut penerbangan atau tidak. Sebab, Suharso mengaku ada rapat sore kemarin. “Tadinya saya mau ikut terbang saja, kata istri saya tidak usah. Karena terbang satu jam nanti kelamaan,” jelasnya.
Perwakilan PT Tri Marga Rekatama yang menjadi mitra Sukhoi, Sunaryo, mengatakan beberapa penumpang batal naik karena waktu penerbangan mepet dengan Salat Zuhur. “Mereka tidak ikut karena nanggung untuk melaksanakan Salat Zuhur, nanti akan tertinggal pesawat,” papar Sunaryo.
Sebaliknya, mereka yang sedianya tidak masuk daftar terbang, ada yang masuk menjadi penumpang. Dalam kesempatan ini, PT Trimarga Rekatama memastikan di joy flight kedua pesawat ini, ada 50 orang yang diangkut. “Flight kedua bawa 42 undangan dan delapan kru. Total pesawat tersebut membawa 50,” kata Sunaryo.
Abdul Hamid, salah seorang undangan mengaku batal naik pesawat lantaran tiketnya ketinggalan. Sedianya, Abdul Hamid juga akan naik pesawat tersebut bersama tamu undangan lainnya.
Menurut keterangan menantu Abdul Hamid, Isdwi Iriani, kepada SOLOPOS (JIBI) ayah mertuanya itu merupakan konsultan dari Kartika Airlines. “Mertua saya konsultan dari Kartika Airlines. Mertua mendapat undangan untuk mengikuti kegiatan itu. Kebetulan dari Kartika Airlines ada beberapa yang dikasih undangan, termasuk mertua saya,” jelas Isdwi dalam pesan melalui Blackberry Messenger, tadi malam.
Entah kenapa, undangan untuk naik pesawat Sukhoi itu ternyata tertinggal di rumah. Abdul Hamid pun baru menyadari undangannya tertinggal di rumah saat sudah sampai di bandara. Karena tidak membawa undangan, lanjut Isdwi, mertuanya hanya mengantar sejumlah pimpinan Kartika Airlines sampai di pintu pesawat. “Mertua mengantar sampai di pintu pesawat. Ada dua orang yang masuk ke pesawat itu. Mertua juga shock banget waktu tahu pesawat itu hilang,” pungkasnya.

JIBI/SOLOPOS/Ivan Indrakesuma/dtc

0 komentar:

Posting Komentar